Jumat, 02 November 2012

Usaha, Do'a dan Tawakkal







Saya adalah seoarang lulusan S1 di salah satu kampus ternama di Surabaya. Gelar yang saya dapat yaitu Sarjana Sastra Arab. Dua belas tahun lebih saya mengenyam pendidikan, dari bangku SD sampai saya menjadi seorang sarjana. Tetapi setelah sarjana saya bingung, mau dibawa kemana hasil pendidikan ini? Adakah pendidikan itu bermanfaat bagi saya? Jika memang ada, seberapa besarkah manfaat itu? Bukankah pada masa sekarang "manfaat" itu lebih identik dengan uang?
Kesimpulannya, apakah pendidikan yang saya kenyam dari kecil sampai sekarang bisa menghasilkan uang?
Ada yang bilang: "sekolah adalah untuk menghilangkan kebodohan". Memang benar, tetapi apakah itu bisa menjadi jaminan agar hidup kita sejarhtera?
Orang tuSaya pernah bilang, "setidaknya dengan sekolah kita punya modal untuk bisa hidup sejahtera". Tetapi tetap saja itu bukan suatu jaminan.
Harus disertai dengan usaha?
tetap saja bukan menjadi suatu jaminan. Contohnya banyak orang yang berusaha keras, tetapi tetap saja kehidupannya jauh dari yang namanya "sejarhtera".
Lantas???
Keberuntungan! Selain dari “usaha”, keberuntunganlah yang menjadi penentu.
Tidak percaya dengan “keberuntungan”???
Orang yang tidak percaya dengan keberuntungan menandakan bahwa orang itu adalah orang SOMBONG yang menafikan kekuasaan Allah, orang yang kufur.
Manusia tidak pantas sombong, sebab manusia tidak bisa apa-apa tanpa ijin dari Allah.
Bagaimana untuk mendapatkan keberuntungan itu?
Harus ke dukun kah??
Mungkin. Tapi itu bukan solusi yang tepat!
Sebab pergi ke dukun bisa-bisa menjerumuskan kita pada syirik.
Solusinya adalah USAHA KERAS tanpa kenal menyerah dan disertai dengan DO'A.
Jika masih belum bisa sukses juga, maka yang terakhir adalah TAWAKKAL atau berserah diri pada ALLAH.
Tawakkal bukan berarti Menyerah!!!
Melainkan “menerima” atau “rela” dengan apa yang diberikan ALLAH, tanpa menghilangkan “usaha” dan “harapan” kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar